News

Menyuarakan Kesadaran Lingkungan dan Sosial dari Panggung Mode Jakarta Fashion Week 2024

Wednesday, 27 Dec 2023

by JFW

Jakarta Fashion Week 2024 tidak hanya menampilkan koleksi-koleksi mode terbaru. Beberapa jenama mode menggunakan panggung JFW 2024 untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai isu lingkungan dan sosial yang marak saat ini. Hal tersebut  menunjukkan bahwa kreativitas dunia mode bukan hanya untuk estetika, tapi juga menjadi sarana untuk membangkitkan kesadaran akan isu-isu yang lebih luas.
 
Dengan menggunakan platform besar seperti Jakarta Fashion Week, para desainer menunjukkan bahwa industri mode memiliki potensi yang besar dalam menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.
 

Presentasi Mode Para Desainer JFW 2024 untuk Kelestarian dan Keberlanjutan Lingkungan

Kehadiran beberapa jenama berikut di JFW 2024 selain menciptakan perbincangan baru dalam acara mode prestisius, juga menegaskan bahwa panggung mode dapat menjadi tempat untuk menyuarakan kepedulian akan isu-isu yang penting bagi masyarakat.
 

1. Konsistensi Berkelanjutan Sejauh Mata Memandang


Sudah bukan berita baru bahwa Sejauh Mata Memandang (SMM) adalah jenama mode yang mengusung konsep desain dan skema bisnis berkelanjutan. Tidak terkecuali ketika membawa koleksi bertajuk “Tarum” ke panggung “Kisah Kain” di JFW 2024.

Desainer dan founder SMM, Chitra Subyakto, tidak hanya menerapkan konsep slow fashion pada rancangannya, tapi juga “mengingatkan” publik mengenai isu-isu sosial dan lingkungan yang saat ini hangat dibicarakan.
 
Koleksi "Tarum" sendiri didominasi oleh material denim yang, menariknya, terbuat dari benang ramah lingkungan. Ada benang daur ulang dari pakaian bekas, benang yang dipintal manual, dan benang dengan pewarna alami. Selain itu, koleksi busana unisex dengan sentuhan budaya Indonesia yang dihadirkan SMM beberapa di antaranya ditambahkan detail patchwork kain perca yang di-upcycle.
 
Pada akhir show, SMM menghadirkan aktris Lutesha, yang menjadi muse SMM, serta beberapa aktivis lingkungan ke atas runway untuk membawa pesan-pesan penting mengenai lingkungan. Para aktivis tersebut antara lain, Tiza Mafira (Diet Plastik Indonesia), Davina Veronica (BOS Foundation), Butet Manurung (Sokola Rimba), Isabel Wijsen (Bye Bye Plastic Bags), Swietenia Puspa Lestari (Divers Clean Action), Melissa Kowara (Extinction Rebellion), Nadia Mulya (Langit Biru Pertiwi), Aurelie Moeremans (WWF Indonesia), Andhyta F. Utami (Think Policy Society), dan Rahma Shofiana (Greenpeace Indonesia). Chitra dan para aktivis lingkungan ini mengingatkan publik untuk selalu aktif merawat bumi supaya lestari sepanjang masa.
 
Baca Juga: Sejauh Mata Memandang, Tobatenun, Adrie Basuki Bercerita dalam Koleksi di Kisah Kain
 

2. Apresiasi Laut dan Budaya Indonesia dari Covermenot


Selain menghadirkan berbagai busana untuk berlibur ke pantai dalam koleksi terbarunya yang berjudul "Petruk of the Sea", Covermenot juga ingin menyampaikan pesan untuk menjaga kelestarian laut di muka bumi.

Jenama mode yang didirikan oleh aktris dan model, Kelly Tandiono, ini juga memasukkan unsur kisah wayang sebagai apresiasi terhadap budaya Indonesia. Kedua hal tadi, kekayaan maritim dan budaya, dipandang krusial dalam menjaga kelestarian Indonesia.
 
Keprihatinan terhadap kondisi laut saat ini diperlihatkan Covermenot melalui pemilihan palet warna koleksinya. Diawali dengan nuansa biru sebagai simbol birunya laut dan putih yang menunjukkan buih ombak. Selanjutnya, berangsur-angsur, keluar koleksi dengan warna kelabu, dark blue, hingga hitam yang menggambarkan kondisi laut yang saat ini sudah semakin tercemar.
 
Pada akhir show, seluruh model, muses, serta Kelly Tandiono sendiri tampil sambil membawa berbagai papan slogan yang menyuarakan ajakan untuk menyelamatkan dan menjaga kelestarian laut. Penampilan ini dipimpin oleh seniman wayang Indonesia, Hagung Sigang, yang sudah tampil mengawali show. Para audiens dalam show "Dewi's Luxe Market: Tropical Odyssey" tersebut juga turut mengangkat kertas slogan yang telah disiapkan di tempat duduk masing-masing.
 
Baca Juga: Dewi's Luxe Market: Hadirkan Busana Santai untuk Liburan Rancangan NAGITASLAVINA, Cover Me Not, dan Fuguku
 

3. Take Back Program oleh SARE studio


Ketika menampilkan koleksi terbarunya yang berjudul "Perennial", SARE studio turut memperkenalkan program mode berkelanjutan terbarunya. Program ramah lingkungan yang diberi nama "reSARE" tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah tekstil yang kian hari semakin meningkat. Menurut EcoTouch.id, sampah tekstil di dunia saat ini mencapai kurang lebih 92 juta ton, tapi hanya 5% yang didaur ulang.
 
Tingginya volume sampah tekstil menggugah jenama mode yang mengkhususkan diri membuat piyama dan lounge wear ini untuk mengolah kembali pakaian yang sudah tidak terpakai. Bersama EcoTouch, SARE Studio menerima pengembalian item dari SARE studio yang sudah tidak terpakai untuk didaur ulang.
 
Produk-produk fesyen yang sudah tidak terpakai tersebut nantinya akan diolah menjadi produk baru berupa kain daur ulang dan insulator untuk bangunan dan gedung-gedung bertingkat. Hasil daur ulang tersebut pun ditampilkan oleh SARE Studio bersama koleksi "Perennial" lainnya dalam show "JFW Presents: Everyday Elegance" di JFW 2024.
 
Simak terus info seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2024 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, X, dan Pinterest. (JFW)
 

Baca Juga:
Melangkah Elegan Setiap Hari bersama Suedeson by Kimberly Tandra, DIGO Designs, SARE Studio, DOUCHE X Tigah Home, dan KALA Studio
Jakarta Fashion Week 2024: Inilah Jangkauan Indrawi Koleksi Terbaru Nirada, Glashka, dan Starry
Sentuhan Busana Minimalis Dinamis dari shop at velvet, Callie Homme, dan SABA di “The Clean State”

 
(Foto: Getty Images)