News

Menetralisasi Gender dalam Fashion dari Perspektif Desainer Hartono Gan

Wednesday, 7 Dec 2022

by JFW

Selama ini kita terbiasa dengan kategorisasi biner womenswear dan menswear dalam mode. Itulah mengapa rak womenswear akan dikerumuni oleh perempuan dan sebaliknya rak menswear selalu didatangi oleh konsumen laki-laki. Ya, masyarakat kita masih menganut perbedaan yang tegas antara mana yang disebut dengan pakaian perempuan dan hanya pantas dikenakan oleh perempuan serta mana yang disebut dengan pakaian laki-laki dan hanya pantas dikenakan oleh laki-laki.
 
Kalau pun ada kategori yang mengakomodasi kebutuhan penggunaan pakaian tanpa memandang jenis kelamin, maka konsumen umumnya mengunjungi rak unisex.  Kategori unisex sejauh ini oleh masyarakat awam diposisikan ‘netral’, dalam artian tidak terbatas gender. Padahal, untuk mendefenisikan ‘netral’ dalam fashion, unisex bukanlah istilah yang tepat. Neutral gender atau genderless tidak dapat disederhanakan menjadi unisex semata.
 
Hartono Gan, desainer yang tampil dalam show bertajuk The Fluidity di Jakarta Fashion Week (JFW) 2023 pada 24 Oktober 2022 menyampaikan pendapatnya bahwa unisex hanya istilah untuk mewakili sebuah look yang dapat digunakan oleh jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebab secara potongan dan ukuran sengaja didesain lurus dan oversized. Terbukti dari rak unisex yang umumnya diisi oleh oversized items yang cocok seperti t-shirt, kemeja flannel, training pants atau hoodies dengan palet warna yang lebih gelap. Hal tersebut berbeda dengan konsep neutral gender atau genderless fashion.
 
Istilah gender neutral atau genderless fashion menurut Hartono melampaui hal tersebut. Gender neutral atau genderless fashion tidak membicarakan oleh siapakah pakaian boleh dan pantas digunakan. Lebih jauh dari itu, gender neutral atau genderless fashion menurut Hartono Gan adalah sebuah kemerdekaan dalam mengekspresikan diri tanpa batasan identitas gender melalui fashion. “Bagi saya, fashion is a language of self identity. Fashion itu dunia yang sangat tidak mengotak-kotakkan gender. It’s a language, it’s a self expression,” ujarnya.

(Foto: Hartono Gan dalam konferensi pers JFW 2023)
 
Desain yang Cair, Identitas yang Cair
Secara detail, Hartono menjelaskan bahwa neutral gender atau genderless fashion dirancang secara cair dan lepas dari stereotipe warna atau bentuk tertentu yang selama ini merupakan bagian dari konstruksi masyarakat dalam memandang gender. Gender neutral atau genderless fashion juga menunjukkan identitas yang cair, yakni yang tak lagi harus terkotak-kotakkan antara maskulinitas laki-laki dan femininitas perempuan saja.
 
Intinya, siapa pun kita, kita bisa menjadi maskulin dan juga bisa menjadi feminin dan bebas untuk mengekspresikannya lewat pilihan fashion. Gender neutral atau genderless fashion mendobrak paham lama bahwa pakaian hanya dapat mengekspresikan satu jenis kelamin dan satu gender.
 
Bukan Cross-Dressing, Harus Melihat Anatomi Tubuh
Menurut Hartono, gender neutral atau genderless fashion juga tidak bisa semata-mata dimaknai sebagai laki-laki bisa memakai pakaian perempuan dan perempuan bisa memakai pakaian laki-laki. “Itu namanya cross dressing,” ujarnya.
 
Menurutnya, hal tersebut memang sah saja dilakukan dalam fashion. Akan tetapi, ia berpendapat bahwa sebuah desain bisa disebut gender neutral atau genderless ketika punya kemampuan untuk mengakomodasi anatomi tubuh tanpa harus mengotak-kotakkan identitas gendernya.
 
Gender expression adalah tentang bagaimana dunia melihat dirimu, identitasmu. Akan tetapi, secara anatomi itu tidak bisa kita pungkiri bahwa ada perbedaan anatomi seperti cewek punya payudara, pinggang kecil, mereka juga punya hips. Dalam genderless atau gender neutral atau gender fluid fashion, desainer harus berpikir bagaimana membuat desain yang secara struktur itu enak dipakai pria atau wanita secara anatomi. Itu yang saya kembangkan dalam tiga tahun ini,” jelasnya.
 
Dari apa yang disampaikan oleh Hartono, maka dapat dikatakan bahwa unsur kenyamanan juga menjadi hal yang utama dalam gender neutral atau genderless fashion. Artinya ketika mengenakan suatu pakaian, kita tidak merasa “tersiksa” dalam kesulitan karena desain pakaiannya memang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kita secara anatomis. Yang lebih memerdekakan lagi adalah kita bebas memilih warna, motif, material serta potongan dalam pakaian yang kita kenakan tanpa batasan konstruksi sosial yang telah disebutkan sebelumnya.
 
Sebagai desainer yang juga menampilkan rancangannya dalam JFW 2023, Hartono menyajikan atasan V Neck dengan belahan dada rendah dengan material yang ringan dan flowy. Ia juga menghadirkan banyak celana dengan potongan wide leg.


(Foto: Koleksi Hartono Gan dalam JFW 2023)
 
Hartono juga mendobrak stereotipe bahwa ruffle hanyalah untuk perempuan. Sebab, desain-desain yang ia munculkan juga dapat menjadi pilihan laki-laki.


(Foto: Koleksi Hartono Gan dalam JFW 2023)
 
Tak hanya itu, oversized blazer dan rok juga menjadi pilihan bagi siapa pun tanpa terbatas konstruksi gender. “Secara anatomi, desain yang gender neutral itu perlu potongan A,” ujarnya.


(Foto: Koleksi Hartono Gan dalam JFW 2023)
 
Dalam peragaan ini pun, Hartono juga menghadirkan boots dengan hak tinggi. Menurutnya, hal tersebut terinspirasi dari era glamrock pada tahun ‘70-an ketika kebebasan untuk mengenakan pakaian tanpa batasan gender menjadi umum. “Kental dengan kesan era ‘70-an seperti Mick Jagger. Sebenarnya, konsep fluidity itu sudah menjadi ekspresi sejak tahun ‘70-an terutama oleh para musisi rock,” ujarnya.
 
Jangan Salah Paham!
Selain sering salah dipahami sebagai unisex atau cross dressing, sebetulnya gender neutral atau genderless fashion juga sering salah dipahami hanya sebagai pilihan pakaian untuk transgender atau nonbiner. Padahal, hal tersebut tentu tidak tepat.
 
Gender neutral atau genderless fashion adalah untuk semua orang yang ingin memeluk dan menganutnya. Ya, ini adalah tentang pakaian sebagai sesuatu yang netral dan memperlakukan mereka sebagai pilihan yang netral pula.

Dapatkan info terkini serta inspirasi seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest(JFW)
 
Baca juga:
Deretan Selebriti Tanah Air yang Menyaksikan Gelaran JFW 2023
Tampilan Modern Kontemporer Kain Nusantara
Dihadiri Lebih Dari 650 Ribu Orang, JFW Bangunkan Industri Mode 2023
Sentuhan Tangan dan Detail Apik Koleksi Mode Teranyar
Tak Lekang oleh Waktu: Inspirasi Kebaya di JFW 2023
Estetika Tak Terbatas Simpul-Simpul Makrame
9 Tip Menjadi Fashionpreneur dari Para Pendiri Fashion Brand
Bak Taman Bunga, Ragam Eksplorasi Motif Flora
Eksplorasi Cantik dalam Karya Etikal ala DIGO DESIGN
 
Foto: Dok. JFW